Musik Hip Hop dan Pengaruhnya pada Tren Model Rambut
Ketika Rihanna memutuskan untuk mengubah gaya rambutnya menjadi bob asimetris di album ketiganya, Good Girl Gone Bad (2007), dunia langsung terpukau. Ia seketika menjadi ikon kecantikan baru yang memikat hati semua orang. Potongan rambutnya yang unik dan berani ini menjadi tren yang tak terelakkan, dan semua perempuan ingin memiliki rambut seperti Rihanna.
Namun, pengaruh Rihanna tidak hanya terbatas pada dunia kecantikan. Musik hip hop yang ia bawakan juga menjadi sumber inspirasi bagi industri kecantikan. Hip hop telah melahirkan beragam era ekspresi diri dan eksperimen yang telah teruji waktu. Dalam evolusinya, kecantikan dalam hip hop bahkan telah membuka jalan bagi representasi ekspresi gender yang beragam.
Hip hop bukan hanya sekadar musik, tetapi juga merupakan budaya yang mencakup segala aspek kehidupan. Dalam industri kecantikan, hip hop telah memberikan pandangan baru tentang apa yang dianggap cantik. Sebelumnya, standar kecantikan cenderung terbatas pada kulit putih, rambut lurus, dan bentuk tubuh yang sempurna. Namun, dengan kehadiran hip hop, konsep kecantikan yang beragam pun mulai diterima dan diapresiasi.
Hip hop mengajarkan kita untuk merayakan keberagaman dan menghargai segala bentuk ekspresi diri. Tidak ada lagi batasan tentang bagaimana seseorang harus terlihat atau berperilaku. Kecantikan dalam hip hop adalah tentang menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi oleh orang lain.
Pria bisa mengenakan pakaian yang diasosiasikan dengan gaya feminin dan perempuan tidak takut untuk bergaya maskulin.
Jauh dari era Rihanna, pengaruh gaya hip hop di dunia kecantikan bermula sejak akhir tahun 80-an. Dikenal sebagai First Ladies of Hip hop, Salt-N-Pepa populer dengan gaya rambut asimetris bob yang menjulang tinggi.
Penggemarnya kemudian meniru tatanan rambut tersebut. Padahal, potongan rambut itu lahir dari kesalahan. Pepa mengakuinya dalam suatu episode Steve Harvey Show, kakaknya, yang baru mendapat lisensi sebagai ahli kecantikan, tidak sengaja mencukur bagian samping dengan alat pengeritingan.
Namun, tampilan tersebut justru populer dan jadi gaya rambut perempuan hip hop di masanya.
Di tahun 90an,ada penyanyi Lil’ Kim yang merupakan ratu kecantikan. Pengaruhnya terhadap fesyen dan kecantikan tidak dapat disangkal. Dia selalu menjadi referensi dan acuan bagi para perancang busana, rapper, penyanyi, dan penata gaya.
Paling ikonik, ia mengenakan wig warna lavender di Video Music Awards 1999. Lil’ Kim sangat terdepan dalam banyak hal, seperti mengenakan logo wig, yang dibuat oleh penata rambut Dionne Alexander.
Alexander menciptakan wig Kim berwarna biru toska dengan logo Chanel di poni, terlihat di sampul majalah Manhattan File tahun 2001. Ia juga membuat wig warna platinum dengan logo Versace Greek Key, yang dikenakan Kim di fashion show Versace Spring/Summer 2001.
Bertahun-tahun kemudian, wig warna neon dan cerah masih relevan. Cardi B dan Nicki Minaj, bahkan Beyonce pun terlihat mengenakannya.
“Ada suatu masa saat album Kimberly tidak terjual, dan satu-satunya alasan mengapa album tersebut terjual adalah berkat penampilannya,” kata Nzingha, seorang make up artist dan editor kecantikan Majalah Vibe.
Penampilan Lil’ Kim lebih merayakan individualitas dan membuatnya bersinar di tengah dominasi pria di musik hip Hop. Nzingha menekankan, pada pertengahan tahun 90-an,hip hop masih tidak ramah bagi perempuan.
Kim mendobrak kebiasaan tersebut dan memberi ruang bagi rapper lain, seperti Missy Elliot, Lauryn Hill, dan Foxy Brown, untuk menciptakan identitas visual yang unik dan dapat melambungkan karier mereka.
Saat hip hop naik daun di tahun 2000, merek kosmetik besar mulai memanfaatkan kesuksesan musik hip Hop.
MAC Cosmetics bermitra dengan Blige dan Kim untuk kampanye Viva Glam untuk mendukung MAC AIDS Fund. Mereka berhasil mengumpulkan $4 juta untuk kampanye tersebut.
“Dari kesuksesan itu, Estée Lauder, L’Oréal, dan semua orang mulai memerhatikan dan berkata, hip hop adalah kekuatan pendorong menuju kapitalisme,” kata Camille Lawrence, pendiri, Black Beauty Archive.
“Akhirnya industri memberi iklan kepada orang kulit hitam sebagai duta kecantikan, hal yang tidak pernah ada sebelum tahun 2000.”
Queen Latifah menjadi sampul CoverGirl tahun 2001. Missy Elliot, artis hip hop wanita pertama yang dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame.
Diddy bermitra dengan Proactiv pada tahun 2005 dan meluncurkan wewangian dengan Estée Lauder. Pada 2007, Beyoncé menjadi duta Emporio Armani. Usher serta Mariah Carey meluncurkan lini wewangian mereka. Hip hop menjadi identik dengan kemewahan.
Warisan visual hip hop menjadi sangat berarti mengingat selama paruh pertama abad ke-20, orang kulit hitam bahkan tidak ditampilkan di sampul album mereka sendiri. Ini karena label rekaman ingin menjual album tersebut sebagai album mainstream.
“Tahun 1920-1950an, musik orang kulit hitam dikategorikan sebagai musik ras,” kata Nzingha.
“Ada masa di mana tidak ada riasan untuk perempuan kulit hitam. Riasan yang bisa dibeli perempuan kulit hitam adalah lipstik dan eyeliner.”
“Kecantikan adalah indikator visual dan komunikator ketika tidak ada hal lain yang berbicara,” kata Lawrence.
Kesuksesan penyanyi hip hop menjadi ikon kecantikan tak lepas dari para visioner kreatif. Mereka adalah penata rias Nzingha, Eric Ferrell, Kevyn Aucoin, dan penata rambut Dionne Alexander, Tre Major, dan Chuck Amos.
Dalam kemunculan artis wanita hip-hop yang populer, Alexander menyaksikan perubahan dalam cara musisi ingin menampilkan diri mereka.
“Saya sangat bersyukur mempunyai peran dalam budaya ini dan membagikan kreativitas saya dengan cara ini,” ungkap Alexander.
Tren kecantikan hip hop berkembang luas menjadi sebuah budaya.
Alexander menjelaskan, dulu warna rambut terjebak hanya warna cokelat, merah, dan pirang. Di tahun 90-an, mengenakan rambut warna neon akan dibilang “gila”. Kini, sangat berbeda, warna telah mengubah cara orang memandang diri sendiri.
Begitu pula teknik tata rias berkontur tajam dan alis melengkung tinggi yang dibawa penata rias Aucoin dan Ferrell, masih dipakai hingga saat ini. Tren fesyen tahun 90-an dan 2000-an pun kini muncul kembali.
“Para gadis mengenakan pakaian setengah-setengah,” kata Wallace, penata rambut Blige.
Meskipun para bintang kembali ke tren kecantikan hip hop lama, masih banyak ruang untuk inovasi dan inspirasi.
“Hip hop adalah bentuk seni dan ini cara kami menunjukkan diri. Hip hop tidak akan pernah hilang dimakan waktu dan akan terus bertambah besar, usianya kini sudah 50 tahun,” ungkap Lawrence.