Gaya Hidup Mager Kurang Gerak Banyak Rebahan Ternyata Berbahaya
Kebiasaan mager, atau malas bergerak yang disebut juga gaya hidup sedentari, rasanya sering dialami oleh banyak orang. Sehari-hari diawali dengan bangun tidur, bersiap-siap, lalu pergi ke tempat kerja. Setelah sampai, Anda harus memiliki pekerjaan di atas meja sehingga mesti duduk cukup lama.
Lalu, setelah seharian bekerja, sangat wajar jika ingin bersantai di sofa dan merilekskan badan. Nah sayangnya, kesibukan ini bisa membuat Anda jarang berolahraga atau bergerak. Padahal, hal seperti ini sebenarnya sangat membahayakan kesehatan. Maka dari itu, kebiasaan sedentary lifestyle seperti ini sebaiknya harus segera dihentikan.
Apa sih Gaya Hidup Sedentari Itu?
Gaya hidup tidak banyak bergerak ini meliputi perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur.
Contohnya ialah duduk di depan laptop dalam waktu yang cukup lama, bermain ponsel seharian, bermain game atau sering duduk di atas kendaraan.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), gaya hidup sedentari adalah kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur dan hanya mengeluarkan kalori dalam jumlah sedikit, yaitu kurang dari 1,5 METs (metabolic equivalent).
Sementara itu menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gaya hidup ini dapat berdampak buruk pada kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, kanker usus besar, tekanan darah tinggi, osteoporosis, depresi, hingga kecemasan.
Cara Mudah Mengubah Gaya Hidup Sedentari
Untuk mencegah dampak buruk dari gaya hidup sedentari, Anda disarankan untuk banyak bergerak atau lebih banyak baraktivitas fisik.
Tindakan pencegahan gaya hidup sedentari yang direkomendasikan oleh WHO adalah melakukan aktivitas fisik sedang hingga 30 menit setiap hari, berhenti merokok, dan mengonsumsi makanan sehat.
Ibu rumah tangga, pekerja remote, atau mahasiswa yang sedang libur semester, berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gaya hidup sedentari:
- Melakukan pekerjaan rumah, berkebun, menata ruangan, dan sebagainya yang melibatkan banyak gerakan fisik.
- Berjalan-jalan di lingkungan rumah, Anda bisa melakukannya sendiri, dengan keluarga, teman, atau bahkan binatang peliharaan.
- Olahraga di rumah dengan dipandu dengan video di TV atau di internet.
- Terus bergerak sambil menonton tv, misalnya sambil angkat barbel, yoga, bersepeda statis, atau menggunakan treadmill.
- Berjalan-jalan saat berbicara di telfon
Jika Anda lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, Anda bisa lebih aktif bergerak untuk mencegah gaya hidup sedentari, seperti:
- Bangun dari kursi dan bergerak setidaknya sekali dalam satu jam
- Menggunakan tanggal manual bukan lift
- Menggunakan wkatu istirahat atau sebagian jam makan siang untuk berjalan-jalan di sekitar gedung kantor
- Berdiri ketika Anda sedang berbicara di telfon
- Berdiri dan berjalan ke ruangan kantor rekan kerja daripada berkirim pesan elektronik
- Berdiskusi dengan rekan kerja sambil berjalan atau berdiri daripada duduk
Lakukan secara rutin agar terhindar dari dampak negatif gaya hidup sedentari. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan sekecil apa pun dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah atau tempat kerja.
Orang Indonesia Malas Jalan Kaki
Jalan kaki adalah salah satu aktivitas termudah dan terbaik untuk tetap bugar. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, standar emasnya adalah menargetkan 10.000 langkah sehari, di mana kamu bisa melacaknya dengan smartwatch atau perangkat pintar lain.
Namun terkadang, sulit untuk menempuh banyak langkah, terutama selama hari kerja. Siapa yang punya waktu? Dan apakah itu tujuan yang benar-benar harus kita capai?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan American College of Sports Medicine merekomendasikan agar kita melakukan olahraga intensitas sedang minimal 30 menit lima hari seminggu, yang berarti 150 menit olahraga dalam seminggu.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa ini adalah tujuan yang lebih baik dan lebih dapat dicapai dibandingkan jalan kaki 10.000 langkah setiap hari.
“Hal terpenting yang kita perlukan adalah lebih banyak bergerak — kita adalah masyarakat yang tidak banyak bergerak,” kata Travers. “Mulailah dari hal kecil dan jadikan itu bagian dari harimu. Usahakan untuk bergerak selama setidaknya 20 menit sehari.”
Berapa langkah sehari yang dianggap aktif dan menyehatkan?
Meskipun semuanya bergantung pada kondisi masing-masing, secara umum disepakati bahwa orang yang berjalan kurang dari 5.000 langkah sehari dianggap memiliki gaya hidup yang tidak banyak bergerak, sedangkan berjalan lebih dari 10.000 langkah per hari dianggap aktif.
Para peneliti telah menghasilkan pedoman dasar berikut:
- Kurang aktif (sedentary/malas): Berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari.
- Aktif rendah: Jalan kaki sekitar 5.000 hingga 7.499 langkah per hari.
- Agak aktif: Berjalan sekitar 7.500 hingga 9.999 langkah per hari.
- Aktif: Berjalan lebih dari 10.000 langkah per hari.
- Sangat aktif: Berjalan lebih dari 12.500 langkah per hari.