Risiko Kesehatan di Balik Perawatan Keratin & Pelurus Rambut Kimiawi

Keinginan untuk memiliki rambut yang lurus, halus, dan mudah diatur adalah dambaan banyak individu. Di industri kecantikan, perawatan keratin dan krim pelurus rambut (chemical relaxer) telah lama menjadi solusi andalan untuk mencapai hasil tersebut. Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul pertanyaan krusial mengenai keamanannya. Berbagai studi ilmiah mulai menyoroti adanya korelasi antara penggunaan produk ini dengan peningkatan risiko kesehatan serius, termasuk kanker. Sebagai ahli di bidang perawatan rambut, kami di Salwa Salon merasa perlu untuk membahas topik ini secara mendalam, transparan, dan berbasis data.
Artikel ini akan membedah secara teknis cara kerja perawatan ini, menganalisis temuan studi ilmiah yang relevan, mengidentifikasi senyawa kimia yang perlu diwaspadai, dan memberikan Anda panduan untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan aman bagi kesehatan rambut dan tubuh Anda.
Membedah Perbedaan Mendasar: Keratin Treatment vs. Chemical Relaxer
Meskipun keduanya bertujuan meluruskan rambut, mekanisme kerja keratin treatment dan chemical relaxer sangatlah berbeda. Memahami perbedaan ini adalah langkah pertama untuk mengerti potensi risikonya.

1. Perawatan Keratin (Keratin Smoothing Treatment)
Secara teknis, perawatan keratin tidak mengubah struktur internal rambut secara permanen. Proses ini bekerja dengan melapisi kutikula (lapisan terluar rambut) dengan protein keratin cair. Setelah produk diaplikasikan, rambut kemudian dipanaskan dengan alat catok pada suhu tinggi. Panas inilah yang menyegel lapisan keratin, mengisi celah-celah pada kutikula yang rusak, sehingga rambut tampak lebih halus, berkilau, dan lurus sementara.
Masalah utamanya terletak pada banyak produk keratin yang mengandung atau melepaskan formaldehida (formaldehyde) saat dipanaskan. Formaldehida adalah gas tak berwarna yang berfungsi sebagai pengawet dan agen pengikat yang kuat. Senyawa inilah yang secara efektif “mengunci” keratin pada rambut, namun juga diklasifikasikan sebagai karsinogen (zat pemicu kanker) oleh lembaga kesehatan internasional.
2. Krim Pelurus Rambut (Chemical Relaxer)
Berbeda dengan keratin, chemical relaxer bekerja dengan mengubah struktur kimia rambut secara permanen. Produk ini menggunakan bahan kimia yang sangat basa (alkaline), seperti sodium hydroxide (lye relaxers) atau calcium hydroxide (no-lye relaxers). Bahan kimia ini secara agresif menembus batang rambut dan memutuskan ikatan disulfida—ikatan kimia kuat yang bertanggung jawab atas bentuk alami rambut Anda (keriting atau bergelombang).
Setelah ikatan ini diputus, rambut dapat dibentuk ulang menjadi lurus. Proses ini bersifat permanen dan tidak dapat diubah; rambut yang baru tumbuh akan tetap memiliki tekstur aslinya. Selain bahan pelurus utama, produk ini sering kali mengandung berbagai bahan kimia lain yang masuk dalam kategori pengganggu endokrin (Endocrine-Disrupting Chemicals/EDCs).
Analisis Studi Ilmiah: Mengungkap Hubungan dengan Risiko Kanker
Kekhawatiran mengenai produk pelurus rambut bukan lagi sekadar spekulasi. Beberapa studi berskala besar telah menemukan asosiasi yang signifikan antara penggunaan produk ini dan peningkatan risiko jenis kanker tertentu, terutama yang berhubungan dengan hormon.
Risiko Kanker Rahim (Uterine Cancer)
Sebuah studi monumental yang dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute pada tahun 2022 menjadi sorotan utama. Penelitian ini melibatkan lebih dari 33.000 wanita di Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade. Hasilnya sangat signifikan: wanita yang melaporkan penggunaan produk pelurus rambut empat kali atau lebih dalam setahun memiliki risiko lebih dari dua kali lipat untuk terkena kanker rahim dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakannya.
Penting untuk dicatat, para peneliti tidak menemukan korelasi serupa pada produk pewarna rambut, highlighting, atau pengeritingan, yang menunjukkan bahwa bahan kimia spesifik dalam produk peluruslah yang menjadi perhatian utama.
Risiko Kanker Payudara (Breast Cancer)
Jauh sebelum studi kanker rahim, penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer telah menunjukkan korelasi yang mengkhawatirkan. Studi ini menemukan bahwa wanita yang secara rutin menggunakan pelurus rambut kimiawi memiliki risiko kanker payudara sekitar 30% lebih tinggi. Risiko ini tampak lebih nyata pada wanita kulit hitam, yang secara statistik lebih sering menggunakan produk ini dan memulainya pada usia yang lebih muda.
Identifikasi Senyawa Berisiko: Apa Sebenarnya yang Perlu Diwaspadai?
Para ilmuwan belum menunjuk satu senyawa tunggal sebagai penyebab pasti, melainkan kombinasi dari paparan berulang terhadap beberapa bahan kimia berbahaya. Berikut adalah beberapa tersangka utamanya:
- Formaldehida dan Senyawa Pelepasnya: Seperti yang telah dibahas, ini adalah karsinogen yang dikenal. Waspadai nama lain pada label seperti methylene glycol, formalin, methanal, dan quaternium-15, yang dapat melepaskan formaldehida saat dipanaskan.
- Phthalates (Ftalat): Sering digunakan untuk membuat wewangian tahan lama dalam produk kosmetik. Ftalat adalah EDCs yang dapat meniru hormon dalam tubuh dan mengganggu fungsi endokrin normal.
- Paraben: Berfungsi sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Seperti ftalat, paraben juga memiliki sifat mengganggu endokrin yang lemah.
- Diethanolamine (DEA): Digunakan sebagai agen pembusa atau pengemulsi, dan telah dikaitkan dengan potensi risiko kanker dalam studi hewan.
Penyerapan bahan kimia ini tidak hanya melalui inhalasi uap saat proses aplikasi, tetapi juga dapat terserap melalui kulit kepala, terutama jika ada luka kecil atau iritasi.
Langkah Cerdas Menuju Rambut Idaman yang Aman: Rekomendasi Ahli
Mengetahui risiko ini bukan berarti Anda harus mengorbankan impian memiliki rambut yang indah. Ini berarti Anda harus menjadi konsumen yang lebih cerdas dan proaktif dalam menjaga kesehatan.

- Prioritaskan Ventilasi yang Baik: Jika Anda tetap memilih untuk melakukan perawatan ini, pastikan dilakukan di salon dengan sistem ventilasi yang sangat baik untuk meminimalkan paparan uap kimia.
- Tanyakan Komposisi Produk: Jangan ragu bertanya kepada stylist Anda mengenai bahan-bahan dalam produk yang digunakan. Minta produk yang secara eksplisit bebas dari formaldehida, ftalat, dan paraben.
- Pertimbangkan Alternatif yang Lebih Aman:
- Japanese Hair Straightening atau Rebonding: Meskipun masih menggunakan bahan kimia, prosesnya berbeda dan sering kali dianggap sedikit lebih “bersih” daripada relaxer tradisional, namun tetap memerlukan konsultasi ahli.
- Amino Acid-Based Smoothing Treatments: Beberapa perawatan modern menggunakan asam amino untuk menghaluskan kutikula tanpa formaldehida. Hasilnya mungkin tidak selurus relaxer, tetapi jauh lebih aman.
- Optimalkan Heat Styling: Investasikan pada alat catok keramik atau turmalin berkualitas tinggi dan selalu gunakan semprotan pelindung panas (heat protectant) premium. Teknik ini, jika dilakukan dengan benar, dapat memberikan hasil lurus sementara dengan risiko minimal.
Kesimpulan: Keseimbangan Antara Estetika dan Kesehatan
Informasi mengenai hubungan antara produk pelurus rambut dan risiko kanker adalah panggilan untuk meningkatkan kewaspadaan, bukan untuk menimbulkan kepanikan. Sebagai konsumen, Anda memiliki kekuatan untuk menuntut transparansi dan keamanan dari industri kecantikan. Ilmu pengetahuan telah menunjukkan adanya korelasi yang kuat, dan mengabaikannya bukanlah pilihan yang bijaksana.
Di Salwa Salon, kami berkomitmen pada edukasi dan keselamatan klien. Pilihlah perawatan berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang proses dan bahan-bahannya. Konsultasikan dengan stylist profesional tepercaya yang memprioritaskan kesehatan Anda di atas segalanya. Pada akhirnya, rambut yang benar-benar indah adalah rambut yang sehat, dari akar hingga ujung, didukung oleh tubuh yang juga sehat.






